IZ*ONE COLOR*IZ Album Full Review Indonesia #iZoNe

Single pertama IZ*ONE, Color*iz, dirilis pada 29 Oktober kemarin. Karena belum sempat-sempat untuk mendengar full singlenya, apalagi kalau bukan karena Nogi merilis dua MV terakhir dari Kaerimichi, jadi baru sekarang kesampaian.

Rasanya ini pertama kalinya aku mereview single diluar Sakamichi dan TWICE, karena untuk Blackpink dan (G)I-DLE tidak kesampaian untuk rilis. Well, lebih karena waktunya sudah terlewat untuk merilis reviewnya. Jadi, sebelum kali ini kelewatan, ini dia review untuk Color*iz.

Ada 7 track di single ini. 4 track baru dan 3 sisanya pernah dibawakan di episode final Produce 48. Well, aku lupa tidak menulis review untuk episode final karena fokus pada debut line-up IZ*ONE. Untuk lagu barunya, ada Beautiful Colors, O’ My!, La Vie en Rose, dan Memory.



“Beautiful Colors” 아름다운 색


Track pembuka ini menawarkan nuansa electropop yang tidak beda dengan La Vie en Rose secara keseluruhan. Yah, sebenarnya lagu semacam ini sudah sering terdengar sih. Well, aku tidak akan heran kalau lagu ini dibawakan 8/10 girl group lain karena formulanya biasa saja.

Faktor yang kusukai dari lagu ini? Chaewon mendapat part yang jauh lebih banyak dibanding lagu lain di single ini. Sepertinya dia memang di-push lebih jauh sebagai main vocal. Well, salah satu dari main vocal, karena ada Yuri dan Yena juga.

“O’ My!”


Lagu paling adiktif dari single ini. Beat yang ringan dan lirik yang terbatas -hanya lirik yang sama, dan diulang-ulang dengan member berbeda- membuat O’ My! lebih mudah dicerna. Yang jadi perhatian disini adalah bagaimana trio J-Line punya part yang relatif hanya satu kalimat saja. “O’ My” “Mamma mia” “Fantasia” atau “Oh oh oh oh eh oh”

“La Vie en Rose” 라비앙로즈


La Vie en Rose mencatatkan beberapa hal impresif. Antara lain, mencapai 10 juta views dalam 4 hari setelah rilis. Mengingat statusnya sebagai debutan, ini impresif. Selain itu, 4.5 juta views dalam 24 jam pertama membuat mereka menjadi grup dengan debut MV tertinggi.

Untuk lagunya, seperti kubilang saat review MV, La Vie en Rose punya pesona sendiri. Ada di tengah-tengah antara cute dan girl crush concept. Hook dari lagu ini kena dengan mudah, dan koreonya secara keseluruhan membuat lagu ini jauh lebih bisa dinikmati.

“Memory” (비밀의 시간)


Lebih ballad dari track lain. Disaat ballad memberi variasi di single yang penuh dengan single bubblegum seperti ini, menurutku Memory masih kurang memberi impact yang kuat. Lagu ini relatif datar saja. Well, ini sebenarnya karena faktor tidak ada vokalis yang benar-benar standout di IZ*ONE.

Yuri, Yena, dan Chaewon mendapat part yang biasa saja untuk ukuran vocal line. Dan juga tidak menonjolkan kemampuan vokal mereka. Yah, mungkin lagu ini memang hanya lebih ditujukan untuk memberi nuansa berbeda untuk singlenya.

“We Together (IZ*ONE ver.)” (앞으로 잘 부탁해)


Lagu ini dibawakan di episode final sebagai penentu untuk debut line-up. Chaeyeon, Yuri, Wonyoung, Nako, Hiichan, Yoojin, dan Minjoo ada di tim ini saat final. Well, sebenarnya dua lagu di final bukanlah favoritku sepanjang Produce 48, We Together juga bukan.

Untungnya di versi Color*iz ini terdengar jauh lebih baik daripada saat final. Chorus terutama, bagian terbaik untukku dari lagu ini.

“Suki ni Nacchau Darō? (IZ*ONE ver.)” (반해버리잖아? / 好きになっちゃうだろう? / We’re in Love, Right?)


Juga dibawakan saat episode final. Sakura, Chaewon, Eunbi, Hyewon, dan Yena yang waktu itu mendapat posisi center yang membawanya masuk ke debut line-up. Kalau sebelumnya kubilang aku kurang suka We Together, aku lebih kurang suka pada lagu ini.

Alasannya mudah saja, menurutku lagu ini terlalu cepat untuk musiknya, atau mudahnya terasa seperti 2x speed. Dan kalau mengingat ini dibawakan dengan Nihongo, aku tidak akan bertaruh untuk kemenangan IZ*ONE dalam “perang saudara” dengan 48G dan Sakamichi.

“Yume wo Miteiru Aida (IZ*ONE ver.)” (꿈을 꾸는 동안 / 夢を見ている間 / As We Dream)


Lagu favoritku dari single ini. Intro piano yang akrab, tidak ada yang bisa kubilang selain ini adalah versi lebih berwarna dari Nogi. Itu gambaran kasarnya. Yeah I know, there’s spark. Let me clarify, this song is nowhere near Nogi style, purple line, but to think they’re written by one person, it’s no coincidence.

Karena lagu ini juga dibawakan saat episode final, kali ini aku lebih suka versi episode final ketimbang yang ini. Karena disana vokalnya lebih bervariasi, not to mention the most prominent vocalist still there, here just nothing too stand out from the vocal ability.

Overall, Color*iz bisa dibilang okelah untuk materi debut. Dengan tema electropop dan bubblegum, ditambah dua lagu ballad, ini formula yang umum ditemui di tiap rilisan K-Pop. Sampai disini, mungkin review-ku terlihat semata karena bias.

Hell yeah. Kalau bukan karena bias untuk apa aku repot-repot menulis panjang? Untuk grup yang ada karena mereka jebolan audisi idol yang paling populer di Korsel dan kenekatan Aki-P. Mereka didukung agensi-agensi besar, otomatis membuat promosi lebih mudah, dan efeknya, fandom yang lebih besar.

Sekaligus toxic, tentu saja. Tapi terserahlah. Jujur saja, kalau aku, untuk suka idol Korea itu mudah; variety nomor satu, lagu nomor dua, bakat nomor 3, dan tingkat toxic fandom sekian ribu di belakang. Ini tidak berlaku untuk semuanya ya. Ada banyak idol yang kusukai di variety tapi lagu-lagunya tidak kuikuti detail.


playing with ….. are always fun
Anyway, Color*iz tidak bisa dibilang kuat secara keseluruhan, biasa saja untuk ukuran K-Pop. Tapi selera orang beda-beda ya, jadi lebih baik kalian dengarkan sendiri. Atau kalau terlalu malas, setidaknya itu sudah kumasukkan link performance untuk masing-masing lagu.

Jadi, bagaimana kesan kalian?

All images and videos used is credited to it’s respective owners

0 Response to "IZ*ONE COLOR*IZ Album Full Review Indonesia #iZoNe"

Posting Komentar