DTNA di-spoiler-kan sebagai MV paling sexy yang pernah TWICE bawakan sejauh ini. Ini yang membuat banyak pihak tertarik, baik ONCE maupun THRICE, golongan yang kedua itu enak digoda, bego sih.
Tapi yang lebih membuatku tertarik adalah songwriter, dimana bukan JYP melainkan Wheesung. FYI, dia adalah salah satu penyanyi ballad paling tenar di Korsel. Dan style yang berbeda dari JYP. Sedikit banyak berharap lah.
Selain itu, posisi DTNA sedikit bahaya sebagai summer song, karena di awal summer, AOA datang dengan Bingle Bangle yang adalah lagu wajib musim panas tahun ini. Lalu ada Blackpink dengan Ddu-du-Ddu-du (reviewnya belum sempat naik, tapi mungkin setelah ini)
Dengan kata lain, DTNA butuh materi yang oke untuk bersaing. Nah, lagu urusan kedua di Dance the Night Away review kali ini, pertama kita bahas tentang MV.
Dimulai dengan adegan member terdampar di sebuah pulau, premis yang mirip dengan lagu Yoohoo dari girl group Secret 5 tahun yang lalu. Tone warna yang digunakan adalah template untuk tiap summer song dari grup K-Pop, cerah dengan background langit yang biru.
And yeah, stranded would be the last word to describe them. Mereka secara teknis terdampar tapi bisa membuat nuansanya menjadi hippies dan hawaiian, tanpa alat bantu. Dan juga tidak ada tanda-tanda akan pertolongan, atau sekedar effort supaya bisa diselamatkan.
Oke. Storyline bukan nilai jual utama tentu, but puh-leezee….. this is just so boring. Apalagi satu tambahan adegan CG, yaitu lumba-lumba, dan CG lain. Duh. Well, sebelum aku diamuk massa, lebih baik kukatakan dulu; summer song butuh lagu yang oke untuk mengimbangi MV.
Nilai plus dari MV ini mungkin ya itu tadi, tone warna yang cerah, membuat MV berkesan ceria. Set-nya bagus, quite an unhabitated island, but that’s basically all. Oke jujur saja, apa daya tarik utama MV ini? Scenery? Tentu saja bukan, tapi menjual konsep “sexy” yang mana hanya menunjukkan lebih banyak kulit dari biasa.
Untuk para serigala ileran yang menonton MV ini, masih bisa bilang kalian tidak ngiler melihat member di DTNA? Yeah, dan Elon Musk hanya penjual sayuran di Afrika Selatan kalau begitu. Sejak teaser, inilah yang menjadi nilai jual utama DTNA.
Untukku, tidak ada yang bisa dibilang sexy kalau hanya menampilkan lebih banyak kulit. Sudah terlalu banyak yang begitu, just boring. Maybe I was over expecting one or two here. Dance the Night Away review masih lanjut, jangan khawatir kalau isinya sejauh ini hanya kritik.
Diatas sudah kukatakan kalau secara garis besar, storyline yang kudapat mirip dengan Secret. Dan harus kubilang, Yoohoo tidak bisa dibilang sukses besar waktu itu. Padahal, periode itu adalah masa keemasan Secret, tapi Yoohoo, malah bisa dikatakan gagal.
Kenapa? Lagunya tidak bisa mengangkat MV yang alakadarnya. Ditambah persaingan ketat, Girl’s Day sedang menapaki popularitas, EXO memulai fandom terbesar, debut SISTAR19, dan the world star, PSY, kembali dengan lagu pertama setelah Gangnam Style.
Situasi TWICE bisa dibilang sama saat ini. AOA memulai summer dengan oke, Blackpink dan Momoland kembali merilis lagu, Fake Love dari BTS baru dirilis beberapa minggu lalu, dan jangan lupa, Produce 48 adalah program paling berpengaruh di Korsel saat ini.
Meski ini TWICE, dan lebih lagi, songwriter-nya adalah Wheesung, harus kuakui, DTNA tidak memenuhi ekspektasiku. Well, memang beberapa lagu TWICE memang butuh beberapa kali dengar untuk masuk sesuai selera, but yeah, last time, What is Love completely spoiled me.
Sebagai summer song, kurang sebuah punchline yang membuat lagu ini oke. Contoh, AOA’s “Bingle Bangle”, Sistar’s “Shake It”, GG’s “Party”, dan lainnya. Let’s dance the night away~~ terlalu panjang. Okelah bisa ditolerir, tapi ini kembali lagi merambah ke lagu keseluruhan.
Harus kubilang, kali ini susah menebak mana yang akan lebih populer; TWICE dengan DTNA atau Blackpink dengan Forever Young. Ya dua grup ini beda, fandom beda dan pasar yang dituju juga beda, tapi merekalah pusat dari girl group saat ini, tinggal kita berada di sisi mana.
Overall, Dance The Night Away review kali ini jauh dari biasanya dimana aku menilai tinggi TWICE, aku merasa nilai paling tinggi kali ini hanya 3.5/5. Pada dasarnya aku kurang suka dengan konsep MV, dan lagunya tidak menolong, makanya lebih baik tidak berharap ketinggian.
Sebagai usaha pertama untuk summer song, DTNA tidak jelek, hanya konsepnya yang sepertinya terlalu “maksa” untuk dibilang “sexy” menjadi nilai minus. Yah, TWICE masih butuh waktu untuk coba-coba dengan konsep lain.
Punya pendapat lain tentang MV ini? Atau hanya sekedar ileran tak terkendali saat melihat MV-nya? Share it below.
0 Response to "TWICE : Dance The Night Away Review"
Posting Komentar