Sakamichi Review: Jikochuu de Ikou MV Nogizaka46



Pada 20 Juli 2018, Nogizaka46 merilis Jikochuu de Ikou
Nada miring seperti apa? Terima kasih pada pemuja spoiler diluar sana, banyak yang bilang kalau lagu ini mirip dengan Sukinanda dari AKB. Meski bagiku tidak berpengaruh -karena bahkan aku tidak ingat lagunya seperti apa-

itu adalah hal yang menjengkelkan.
Well, karena review selalu jadi jelek kalau mendengarkan setengah-setengah, makanya aku menahan diri sampai MV ini rilis resmi. Apa mirip atau tidak dengan Sukinanda, langsung saja ini dia Sakamichi Review dari Jikochuu de Ikou MV.


Pertama-tama, karena ini summer single, dan sudah bocor sejak lama kalu shooting dilakukan di Vietnam, yaitu di Da Nang, quite a hot spot for tourism, maka bisa dibilang ekspektasiku cukup tinggi. Overseas shooting pertama, tapi kenapa di Vietnam?

Well, sebagai duta pariwisata Thailand sejak tahun lalu, aneh rasanya. Apa mungkin kontraknya sudah habis, atau tidak ada alasan spesial dibalik pemilihan Da Nang? Entahlah. Dari berita yang belum bisa dipastikan validitasnya, pengambilan gambar juga dilakukan di Hoi An.

Pertama-tama, jelas kita bisa lihat kalau lautnya kali ini biru, bukan butek seperti dua musim panas yang lalu. Sedikit kemajuan setidaknya dari segi lokasi. Selain pantai Da Nang, ada juga pemandangan flea market, some kind of a temple ruins, lampion festival, fireworks, & Hoi An.

Well, benar kalau MV ini juga diambil di Hoi An, terlihat dari separo akhir MV. Oke, TWICE pernah kemari dan pemandangannya familiar. Bisa disimpulkan kalau memang benar ini di Hoi An. Nah, nanti aku akan membahasnya lebih jauh.

Kemudi untuk Jikochuu de Ikou MV kembali diambil oleh Nakamura Taikou setelah banyak MV Nogi yang lain. But he’s never directed a MV with such advantage in scenery though. So we’ll see.


S








Skip soal pemilihan lokasi, kita beralih ke storyline. Rasanya tidak ada yang cukup untuk dikatakan, karena memang minus storyline. Di opening scene ada Ashurin di pantai, lalu Naachan dan Maiyan yang bertemu di flea market, kemudian member-member lain mulai muncul di lokasi yang sama atau berbeda.

Timeline disini dibagi dua; satu saat siang, dalam scene yang kusebut diatas, dan satu saat malam di rooftop waktu menonton fireworks, dan satu lagi di sungai saat naik kapal, juga festival lampion. Transisinya? Jelas dance scene di pantai dengan kostum etnik itu.

Storyline memang tidak menarik, dan sejak Nigemizu, main single Nogi tidak main di sisi kuat ini. Itsudeki jelas hanya menggunakan format film, sementara Synchronicity lebih bermain di simbologi. Sayangnya, Jikochuu tidak membawa kembali sisi ini, malah terkesan plain, karena temanya hanya liburan.

Well, sama seperti Hadashi memang, tapi rasanya Jikochuu kehilangan magis Nogi. Untuk minus dari segi ini, kurasa sedikit banyak faktor sutradara, karena Nakamura memang bukan tipe direktur yang menekankan aspek storyline, lebih main ke camera angle.











Lanjut ke sinematografi, Jikochuu bisa kubilang berhasil memanfaatkan scenery, kekhawatiranku di awal tidak terbukti. Tapi karena sedikit terlalu fokus ke scenery, ingat tragedi drone di Sekai ni wa Ai Shikanai? Terulang lagi di Jikochuu de Ikou MV.

Panning yang menurutku sedikit kacau di beberapa bagian, time jump yang bikin pusing karena peralihannya lompat-lompat dari siang ke malam menjadi dua aspek yang mengesalkan. Belum lagi dance yang jelas meh setelah Synchronicity. Untung pemandangannya bagus.

Member front row mendapat jatah screentime sangat lega disini. Untuk 2nd row, aku suka bagaimana mereka memberi lebih untuk Renka-Ume-Momo. Untuk 3rd row, aku malah bisa bilang jatuhnya murah hati, cukup banyak dapat screentime loh.










Sekarang untuk sisi paling jeleknya. Bagiku MV ini over dalam penggunaan efek. Serius. Flaw pertama dan paling kentara yang kulihat adalah dance scene di pantai. Sekilas terlihat biasa, tapi lihat ke langit dan kita melihat that-f*cking-unnecessarily-meteor-shower-like-what
Jujur saja, pertama melihatnya, kata-kata pertama yang keluar dari mulutku adalah what the f*ck, literally. Okelah, langitnya kosong dengan sedikit awan, tapi gak perlu juga sampai seperti ini. Well, mungkin harus sedikit kujelaskan juga; meteor shower di siang hari itu bisa dan biasa terjadi, hanya saja tidak akan sampai sejelas ini.

Jadi, maaf saja, poin ini menjadi nilai minus besar untukku. Yang kedua, saat scene di perahu dan dikelilingi lampion. Overbright sekali disini, itu juga masih ditambah LED di beberapa titik yang kelihatan jelas. Padahal kalau saja sedikit lebih natural akan lebih oke. Situasinya malam hari, ingat.











Kostum. Ini sedikit menarik. Tentu bukan pakaian casual yang menarik, melainkan yang tradisional. Tapi aku tidak menemukan nama pakaiannya, yang jelas bukan Ao Dai. Memberi nuansa berbeda, dan 3 warna yang dipakai saat dance scene di pantai juga oke, meski bagiku sandalnya agak kurang cocok.

Overall, Jikochuu de Ikou MV ini bagiku adalah step up dari Hadashi. Dalam segi scenery dan sinematografi. Yes, MV ini tidak menarik jika dibandingkan Synchro saja, tidak jauh-jauh. Tapi kalau dibandingkan Hadashi, lebih enak di mata.

Hal sebaliknya dari segi konsep, storyline, dan anehnya, sinematografi lagi. Hadashi kita melihat hippies, di Jikochuu hanya sekelompok cewek yang liburan. Sinematografi lompat-lompat a la manhwa ini juga tidak membantu. Yah, karena bagaimanapun Jikochuu dan Hadashi akan selalu dibandingkan.

Kasus Ashurin berbeda dari center lain karena dua lagu dimana dia menjadi center sama-sama summer single, jadi pasti dibandingkan. Adil atau tidak? Hmmm, sejauh ini, beberapa jam menonton dan mereview, kurasa cukup adil, karena konsep, tempat, dan waktunya, juga centernya pun sama.



this one is good shot

Jadi, apa Jikochuu de Ikou MV ini adalah MV yang bagus, menurut pendapatku? Tidak. Tidak 100% jelek atau 100% bagus, mungkin sekitar 65/35. Terlalu banyak aspek kurang oke dari MV ini untuk diabaikan begitu saja. Apalagi faktor meteor shower itu dari kacamataku…

Kalau dibilang MV ini terlalu mengandalkan scenery….. aku hanya akan memberi kredit separo. Ya, tempatnya berbeda dari biasanya dan pemandangannya memang bagus. Tapi kalau dibilang terlalu mengandalkan, tidak. Harus diingat juga, ini overseas MV pertama Nogi, dan bertepatan dengan summer single.

Dan gosipnya, Ministry of Foreign Affairs, atau kemenlu Vietnam juga bekerjasama di MV ini, sedikit kontradiktif setelah Thailand. Yang bisa kubilang saat ini hanyalah, Asia expansion are true.

Jadi, daripada dibilang terlalu bergantung pada scenery, aku lebih suka bilang kalau Jikochuu adalah bagian dari program pariwisata. Yang mana bisa dibilang cukup berhasil. Jangan pernah meremehkan promosi lewat cara ini (menggandeng bintang dari negara lain)



Bitter smile, folks. That’s my final.

Well, sebagai penutup, aku bilang Jikochuu bukan tipe MV favoritku dari Nogi. It’s bright, colorful, light if I could say, nothing wrong. But just terribly boring with no concept, no puzzles, no side dishes at all.
Hadashi atau Jikochuu? Beri aku Senpuuki, kalian termaafkan. Bagaimana dengan kalian?

0 Response to "Sakamichi Review: Jikochuu de Ikou MV Nogizaka46"

Posting Komentar